Hemmen

Pengolahan Sampah Organik Dipaparkan Djarum di KTT Perubahan Iklim 2023 Dubai

Director of Strategy and Sustainable Development PT Djarum, Jemmy Chayadi memberikan paparan dalam sesi diskusi bertema "Transforming Organic Waste Towards Regenerative Climate Solutions" di Paviliun Indonesia pada KTT Perubahan Iklim 2023 (Conference of the Parties ke-28/COP28) yang berlangsung pada 30 November-12 Desember di Dubai, Uni Emirat Arab. FOTO: Corporate Communications Djarum

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Program inisiatif pengolahan sampah organik di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dengan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dipaparkan delegasi PT Djarum pada KTT Perubahan Iklim 2023 (Conference of the Parties ke-28/COP28) yang berlangsung pada 30 November-12 Desember di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Menurut Corporate Communications PT Djarum, Dandy Mahendra dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Senin (11/12/2023) dijelaskan paparan itu disampaikan Director of Strategy and Sustainable Development PT Djarum, Jemmy Chayadi dalam sesi diskusi bertajuk “Transforming Organic Waste Towards Regenerative Climate Solutions” yang berlangsung di Paviliun Indonesia, Dubai.

Dalam sesi diskusi itu bergabung juga Direktur Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dr Ir Novrizal Tahar, M.Si.

Jemmy Chayadi menjelaskan bahwa pihaknya menegaskan komitmennya dalam mitigasi pengendalian iklim, melalui inisiatif pengolahan sampah organik di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dengan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA.

BACA JUGA  KPK Panggil 3 Lurah di Kasus Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi

Dalam pengolahan sampah organik ini, pihaknya menggunakan teknologi fermentasi dari VRM Groundswell guna menghasilkan tanah humus dari sampah organik yang telah dipilah dari berbagai tempat dan diolah di 32 sentra pengolahan yang terletak di berbagai lokasi di Kabupaten Kudus.

Proses pembuatan tanah humus ini dilakukan dengan minim bau sampah dan tidak memerlukan banyak proses mekanis.

Hingga akhir 2023, inisiatif ini sudah berhasil menyerap lebih dari 50,000m3 sampah organik dan menghasilkan 22,492 meter kubik (m3) tanah humus siap pakai, atau yang dikenal dengan HumiSoil.

“Kami menggandeng 312 mitra dari berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Kudus untuk ikut menumbuhkan kesadaran kolektif dalam pemilahan sampah, mulai dari rumah makan, pasar,
sekolah, hingga komplek perumahan,” katanya.

Ia menambahkan sampah organik yang telah dipilah ini kemudian diolah sehingga bisa menghasilkan HumiSoil yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.

BACA JUGA  Jorok! Sampah Organik Berceceran di Jalan Pasar Induk TU Kemang

“Gagasan ini diharapkan bisa menjadikan Kudus sebagai kota yang siap menjalankan program zero waste,” kata Jemmy Chayadi.

Sebagai langkah ke depan, katanya, PT Djarum akan terus berupaya meningkatkan kapasitas proses pengolahan sampah organik dengan tetap mengusung nilai kolaborasi dalam menggandeng lebih banyak mitra dari berbagai elemen masyarakat dan berbagai komunitas di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Sedangkan Direktur Penanganan Sampah KLHK, Novrizal Tahar mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Djarum dalam mengolah sampah organik.

“Mewakili pemerintah, kami mengapresiasi secara positif apa yang dilakukan oleh Djarum di Kabupaten Kudus. Sampah organik yang berasal dari makanan merupakan sumber utama
penyumbang emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, pengolahan sampah organik yang tepat perlu menjadi perhatian bersama. Komitmen pemerintah Indonesia dalam ‘Nationally Determined’,” katanya.

Ia mengatakan Contribution (NDC) yang berisi target penurunan emisi dari pengelolaan limbah padat pada 2030 adalah mengurangi 40 juta ton per tahun.

BACA JUGA  Kesenjangan Ekonomi Kian Melebar, Ini Paparan Rokhmin Saat Jadi Pembicara di Dubai

Pemerintah Indonesia, kata dia, memiliki empat pilar utama menuju Indonesia Zero Waste 2050, yaitu tidak ada penambahan TPA, menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dengan mengurangi produksi sampah, meningkatkan “recycling-rate” serta industrialisasi pada manajemen pengolahan sampah.

“Kami berharap inisiatif yang dilakukan Djarum ini juga dapat menjadi stimulus bagi pihak swasta lainnya untuk melakukan hal serupa,” kata Novrizal Tahar. (PR/02)

Barron Ichsan Perwakum