Hemmen

SMSI Kembali Raih Rekor MURI

SMSI MURI
Pendiri MURI Jaya Suprana (keempat kiri) saat menyerahkan Anugerah MURI kepada Ketua Umum SMSI Pusat Firdaus (kelima kiri) di Galeri MURI, Jakarta, Jumat (18/3/2022)/Foto:dok.SMSI

“Kami bersama teman-teman bergabung dan bangkit dari keterpurukan media yang dilanda disrupsi teknologi. Kami melangkah ke depan mengatasi persoalan. Dan sekarang kami masuk ke dalam dunia terbaru yaitu mataverse.”

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) kembali meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI). Penghargaan MURI yang diterima SMSI kali ini, sebagai organisasi media siber dengan jumlah anggota terbesar di dunia.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh pendiri MURI, Jaya Suprana kepada Ketua Umum SMSI Pusat Firdaus di Galeri MURI, Jakarta, Jumat (18/3/2022).

“Kami bangga dapat bertemu dengan orang-orang hebat, orang kreatif dan tangguh yang bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Indonesia butuh orang-orang seperti yang terpilih hari ini, supaya bangsa kita tidak ketinggalan bangsa lain,” kata Jaya Suprana, didampingi Direktur Utama MURI Aylawati Sarwono.

Menurut Firdaus, penghargaan MURI yang diterima SMSI kali ini menandai pencapaian strategis berupa besaran jumlah anggotanya per 31 Desember 2021 mencapai 1.761 pengusaha pers siber yang tersebar di 34 provinsi di Tanah Air.

“Sekarang anggota SMSI berjumlah lebih besar lagi, sekitar 2000 pengusaha media siber. Jumlah anggota sebesar itu dinilai tim MURI merupakan jumlah terbesar di dunia, sehingga layak diberi penghargaan,” ungkapnya.

“Organisasi SMSI tengah meluas jaringannya hingga tingkat kota dan kabupaten. Sekarang ini sedang berjalan,” sambung Firdaus, saat menyampaikan sambutan pada acara penerimaan penghargaan MURI yang dipandu oleh pembawa acara Awan Rahargo.

Ia menyebut pencapaian ini merupakan langkah strategis SMSI yang telah ditetapkan dalam roadmap atau time line organisasi dalam kurun waktu lima tahun sejak berdiri.

“Kami bersama teman-teman bergabung dan bangkit dari keterpurukan media yang dilanda disrupsi teknologi. Kami melangkah ke depan mengatasi persoalan. Dan sekarang kami masuk ke dalam dunia terbaru yaitu mataverse,” terang Firdaus.

Sebelumnya, tiga tahun lalu, tepatnya 28 Februari 2020, SMSI juga telah mendapatkan penghargaan MURI atas kecepatan, daya sebar, dan banyaknya media siber yang tergabung di SMSI dalam menyampaikan tulisan opini ‘Mendambakan Keadilan Sosial’.
Hanya dalam waktu 7,5 jam, opini yang disampaikan SMSI ke anggota sudah dimuat 571 media yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Firdaus hadir di Galeri MURI Indonesia bersama Mayjen TNI (Purn) Joko Warsito (Dewan Pembina), Ervik Arisusanto dan Dar Edi Yoga, keduanya (penasihat SMSI), Sekretaris Jenderal SMSI Pusat Mohammad Nasir, dan Humas SMSI Wisnu. Hadir juga Ketua Forum Pemred Siber Indonesia Bernadus Wilson Lumi.

Pencapaian SMSI perlu dicatat dan dirayakan sebagai tanda syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

“Melalui pencatatan ini kami bisa merefleksikan kembali pencapaian yang telah diraih bersama, dan tentu kami akan lebih bersemangat,” tutur Mohammad Nasir.

Peraih Rekor

Selain SMSI, ada tiga orang yang menerima penghargaan serupa dalam waktu bersamaan.

Para penerima penghargaan MURI lainnya adalah seorang profesor dengan gelar doktor terbanyak, yakni Prof Dr, Ir, Anastasia Sulistyawati, MS, MM, M.Mis, D.Th, Ph.D, D.Ag. Ia dalah Direktur Politeknik Internasional Bali.

Penerima lainnya adalah sastrawati Indonesia pertama yang karya bukunya dipajang di Perpustakaan Paris Peace Forum. Dia adalah Edrida Pulungan. Bukunya berjudul “The Peace Message of The Earth”.

Penerima berikutnya adalah Ir Herry Kiss dari V8 Sound & Satkomlek TNI yang berhasil merangkai instalasi sound system terpanjang dengan jangkauan 3,4 km dengan penonton sekitar 1,5 juta orang dengan kualitas suara merata. Rangkaian sound system itu disiapkan ketika serah terima jabatan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Jumat (18/3/2022).(red)

BACA JUGA  Gubernur NTB Ungkap Masih Ada Pemberitaan Tak Berimbang
Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan