BINTAN, SUDUTPANDANG.ID – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdulrahman berkolaborasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) menggelar acara nonton bareng (nobar) dan diskusi film budaya Melayu.
Nobar dan diskusi film budaya Melayu yang mengusung tema “Eksistensi Budaya Melayu di Masa 5.0” berlangsung di Auditorium Kampus STAIN Jl. Lintas Barat KM. 19 Ceruk Ijuk Kelurahan Toapaya Asri, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan, Kepri, Sabtu (17/6/2023).
Kepala BPK Wilayah IV Provinsi Riau dan Kepri, Jumhari mengapresiasi kegiatan nobar dan diskusi film budaya Melayu yang merupakan bagian dari upaya melestarikan nilai budaya Melayu di tengah perkembangan teknologi.
“Alhamdulilah, tentunya kegiatan ini merupakan rangkaian awal, semoga ke depannya ada kegiatan-kegiatan yang lebih menilai dan mendalam tentang nilai-nilai historis kebudayaan,” ucap Jumhari.
Menurut Jumhari, acara ini juga bagian dari kerja sama kolaborasi antara kampus sebagai institusi tempat persemayaman kebudayaan, dimana mahasiswa menjadi fokus utama dalam mendorong terwujudnya kebudayaan menjadi salah satu haluan pembangunan bangsa.
“Kita ingin adik-adik mahasiswa juga mengetahui dan memahami bahwa Balai Pelestarian Kebudayaan sudah punya UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,” ucapnya.
“Yang terpenting dalam forum ini adalah bagaimana kita mendekatkan pemajuan kebudayaan dalam konteks akademik mahasiswa,” sambung Jumhari.
Jumhari mengucapkan terima kasih kepada kepala Rektor STAIN Sultan Abdulrahman Kepri yang telah bersedia berkolaborasi dengan pihaknya.
“Tentunya tidak hanya sebatas nonton bareng, insya Allah akan membantu dengan program magang bersertifikasi. silahkan adik-adik mahasiswa untuk mengakses dan ini terbuka untuk siapa saja,” ujarnya.
Intinya, lanjutnya, bahwa dunia kampus adalah tempat terbaik untuk mendorong agar para mahasiswa menjadi calon pemimpin intelektual di masa depan.
“Tidak hanya punya kapasitas intelektual saja, namun beriman, termasuk harus memiliki jati diri untuk memahami kebudayaan, khususnya budaya Melayu,” pungkas Jumhari.
Kasubag Umum BPK Wilayah IV, Hariadi menambahkan, kegiatan-kegiatan kebudayaan yang ada di Kepri ini harus punya komunitas atau sanggar seni. Sehingga nantinya komunitas atau kelompok masyarakat dapat terlibat langsung dalam suatu kegiatan.
“Nantinya bisa mengajukan proposal ke BPK Wilayah IV dan juga dibantu oleh Ditjen Kebudayaan Kementerian Kemendikbudristek,” kata Hariadi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua II STAIN Sultan Abdurrahman, Al Mahfuz mengharapkan melalui acara nobar dan diskusi ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang nilai-nilai kebudayaan Melayu yang hakiki.
“Kemudian bagaimana cara mengimplementasikan dalam era 5.0, pada era digital mahasiswanya harus mampu mengimbanginya. Budaya Melayu harus tetap hadir dan eksis di tengah perkembangan kemajuan zaman,” ujarnya.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STAIN) Sultan Abdurrahman, Ilfan Afrialdi, mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPK Wilayah IV Provinsi Riau dan Kepri, Jumhari dan Kasubag Umum Hariadi yang telah menghadiri acara tersebut.
“Kami berharap ke depannya Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV Provinsi Kepri tetap mendukung program kegiatan yang telah kami buat, termasuk dalam upaya melestarikan budaya di Kepri,” harapnya.(ian/01)