Berita  

Ketua DPRD DKI JAKARTA Diperiksa KPK Soal Formula E

Foto:Dok:jppn.com

JAKARTA ,SUDUTPANDANG.ID –  Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mendatangi KPK terkait penyelidikan tentang Formula E.

Dalam pemeriksaan kali ini, Prasetio membawa sejumlah dokumen anggaran Formula E ke KPK, baik yang tercantum dalam KUA-PPAS, RAPBD sampai APBD 2019. Nantinya, seluruh dokumen diserahkan ke KPK.

Kemenkumham Bali

“Saya harap dokumen itu membantu KPK selama proses penyelidikan,” ujarnya.

Politikus PDIP itu menekankan akan menyampaikan apa yang diketahuinya mengenai proses penganggaran ajang balap mobil listrik itu. Tak hanya itu, dia bakal membeberkan mengenai pembayaran commitment fee sebesar Rp 560 miliar yang dilakukan sebelum Perda APBD disahkan.

“Saya juga akan menyampaikan apa yang saya ketahui dalam proses penganggarannya. Mulai dari usulan, pembahasan, sampai pengesahan anggaran. Kemudian bagaimana pembayaran commitment fee sebesar Rp 560 miliar yang dilakukan sebelum Perda APBD disahkan,” ujarnya.

BACA JUGA  Pemrov DKI Terima Usulan Publik Soal RUU Daerah Khusus

“Semoga keterangan yang saya berikan dapat mendukung upaya penuh @official.kpk dalam mengusut kasus dugaan korupsi dalam penyelenggaraan @fiaformulae ini,” sambungnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Anggara Wicitra Sastroamidjojo diperiksa KPK terkait penyelidikan Formula E. Anggaran mengaku ditanya penyidik soal commitment fee.

“Ya seputar itu (commitment fee), tapi saya nggak bisa menjawab detail,” kata Anggara di gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (3/2).

Anggara mengatakan dirinya telah menunjukkan dokumen anggaran Formula E ke KPK. Namun dia tak menjelaskan detail dokumen apa saja yang dimaksud.

Kasus Formula E diKPK masih dalam tahap penyelidikan. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyinggung soal commitment fee Formula E Jakarta yang lebih mahal dibandingkan negara lain. Alex mengatakan KPK akan menyelidiki hal tersebut.

BACA JUGA  Kasus Korupsi Pajak, KPK Tahan 2 Konsultan

“Jakarta mungkin kita kan mau meng-upgrade supaya Jakarta dikenal dunia internasional kan seperti itu, barangkali. Kenapa harus membayar lebih dibanding kota-kota yang lain, mungkin dianggap sudah populer, sudah bisa menarik wisatawan untuk menyaksikan Formula E dan seterusnya,” kata Alex kepada wartawan, Kamis (25/11/2021).

“Itu yang tentu nanti didalami oleh penyelidik, kenapa harus membayar sampai sedemikian mahal, dan seterusnya,” tambahnya. (red/det)

Tinggalkan Balasan