“Kenakalan bukan untuk ditekan, tapi untuk dipahami dan siapa lagi yang bisa memahami kenakalan selain seniman itu sendiri.”
JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Gubernur Jakarta Pramono Anung terkait penanganan ‘anak nakal’ memantik pro dan kontra di masyarakat. Salah satunya disuarakan oleh budayawan nyentrik Sujiwo Tejo.
Melalui akun Instagram-nya, Sujiwo Tejo mengunggah tangkapan berita tentang kebijakan Gubernur Jakarta itu dan memberikan komentar pedas, namun penuh makna.
Sujiwo Tejo menyisipkan kritik tajam nan sarkastik terhadap pendekatan ‘halus’ ala Gubernur Jakarta tersebut.
“Negeri #Jancukers pilih kirim anak nakal ke para seniman/wati agar kenakalan mereka jadi netral. Sebab tidak ada orang seni yang tidak nakal, kecuali keseniannya palsu,” tulis Sujiwo Tejo dalam unggahan instagram yang dilihat pada Minggu (18/5).
Sindiran ini menjadi viral di media sosial. Netizen menilai Sujiwo Tejo mewakili kegelisahan publik atas pendekatan pemerintah yang dinilai terlalu “lurus” dalam menangani kenakalan remaja.
Sujiwo berpandangan, kenakalan bukan untuk ditekan, tapi untuk dipahami dan siapa lagi yang bisa memahami kenakalan selain seniman itu sendiri.
KDM vs Pramono
Pendekatan terhadap anak-anak dengan perilaku menyimpang menjadi sorotan publik. Dua kepala daerah ternama di Indonesia memilih jalur yang sangat berbeda dalam menangani siswa yang dinilai ‘nakal’.
Di Jawa Barat, Gubernur Dedi Mulyadi memilih tindakan tegas bagi siswa bermasalah dikirim ke barak militer untuk mendapatkan pendidikan karakter ala tentara. Menurut pria yang akrab disapa Kang Dedi itu, kedisiplinan dan pengalaman militer bisa membentuk kepribadian yang lebih kuat dan bertanggung jawab.
Namun, Pemprov Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung mengambil jalur sebaliknya. Anak-anak ‘nakal’ akan dikirim ke perpustakaan. Pendekatan ini dinilai lebih edukatif dan bertujuan membuka wawasan serta membentuk karakter lewat literasi.
Staf Khusus Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, mengatakan bahwa Pemprov Jakarta akan menerapkan berbagai kebijakan, dengan fokus pada pemadatan kegiatan positif bagi anak-anak.
“Taman akan dibuka hingga malam, artinya kami membuka ruang bagi anak-anak untuk berkreasi di tempat yang semestinya, termasuk perpustakaan,” ujar Chico Hakim kepada wartawan, Selasa (13/5) lalu.(01)