Hemmen

Apik Tenan! Khofifah Ingin Gelar Festival Hutan Mangrove ke-4 di Trenggalek

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, saat meninjau hutan magrove di Pancer Cengkrong, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Jumat (17/2/2023) Foto: Istimewa

TRENGGALEK, SUDUTPANDANG.ID – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, ingin menggelar Festival Hutan Mangrove ke-4 di Kabupaten Trenggalek. Keinginannya itu disampaikan Khofifah saat meninjau upaya pelestarian ekologi laut yang dilakukan oleh masyarakat Trenggalek.

Khofifah pun melihat langsung ratusan hektare hutan magrove di Pancer Cengkrong, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Minggu (19/2/2023).

Festival ini sendiri berawal dari kecintaannya menanam mangrove bersama banyak elemen di Jatim. Wanita yang pernah menjabat Menteri Sosial (Mensos) ini menganggap menanam mangrove sebagai upaya bersedekah oksigen.

Karena upaya ini berdampak ekonomi bagi masyarakat sekitar, Khofifah akhirnya menggelar yang namanya Festival Hutan Mangrove.

“Saya tadi candaan dengan pak bupati, Maret ini kita akan menyelenggarakan festival hutan mangrove ke-4. Pak bupati juga setuju Terkait dengan festival mangrove kita akan pusatkan di sini,” tutur Khofifah di sela kunjungannya di Cengkrong.

Ia juga berbangga 48 persen hutan mangrove di Pulau Jawa, ada di Jatim.

“Sekarang luasan hutan mangrove di Jawa Timur 1.800 Ha. Per hektare rata-rata 3.300, maka kalau kita kalkulasi ada sekitar 7 juta pohon mangrove di Jawa Timur. Angka ini setara dengan 48 persen hutan mangrove di Pulau Jawa,” terangnya.

Menurutnya, implementasi mangrove sendiri sangatlah banyak. Mulai dari sirup, kue dan produk ekonomis lainnya. Kemudian sarana perkembanganbiakan kepiting dan ikan, serta eko wisata. Bahkan dalam gelaran G 20 di Bali, ada batik yang dibuat dari bahan pewarnaan mangrove.

“Terkait dengan ekologi, sudah pasti itu akan terbangun. Saat ini kita berbicara ekosistem, daya dukung alam maupun lingkungan. Terkait dengan mangrove, sering kali saya mengatakan ketika menanam mangrove itu bagian dari sedekah oksigen,” imbuhnya.

Ia menerangkan, dalam festival mangrove ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan, utamanya menanam. Kemudian mulai menyemai benih terutama kepiting dan ikan serta hilirisasi dari produk-produk mangrove.

“Dengan festival mangrove atau tidak pun kita bersama-sama menanam mangrove. Ini seiring dengan cita-cita mewujudkan blue ekonomi. Kalau green ekonomi lebih kepada pembangunan yang ramah lingkungan. Tapi sekarang tidak hanya sekedar ramah lingkungan, namun sekarang bagaimana pembangunan itu tidak menimbulkan limbah dan itulah blue ekonomi,” tutupnya.

Dukung Ekologi

Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, mengaku sangat senang dengan rencana ini apalagi Gubernur Jatim sangat mendukung kelestarian ekologi di daerahnya.

“Di sini ada ratusan hektare hutan mangrove, tepatnya di pesisir Selatan Trenggalek atau Pancer Cengkrong. Biota di sini masih cukup baik dan terjaga, salah satunya dengan adanya budidaya Kepiting dan yang lainnya. Kemudian penjagaan ekologi oleh pemerintah provinsi dalam hal ini ibu Gubernur itu bisa memberikan pendapatan ekonomi bagi masyarakat sekitar,” tutur Bupati Trenggalek yang akrab disap Gus Ipin, Jumat (17/2/2023).

“Saat ini masyarakat Trenggalek mendapatkan berkah di kawasan-kawasan konservasinya, seperti di kawasan Pantai Mutiara dan Hutan Mangrove Cengkrong ini,” ucapnya.(bud/01)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan