Berita  

Kenapa Umat Islam Disunahkan Shalat Gerhana? Ini Penjelasannya

ilustrasi/fixabay.com

Jakarta, SudutPandang.id-Gerhana matahari cincin (GMC) menyapa sejumlah wilayah di Indonesia, Kamis (26/12/2019. Fenomena alam ini termasuk langka.

Terkait gerhana ini, umat Islam disunahkan untuk melaksanakan shalat gerhana dua rakaat saat melihat fenomena alam gerhana matahari termasuk GMC 2019.

Layanan Iklan Masyarakat Kemenkumham Bali

Berikut penjelasan penceramah, H. Alam Sani, SH, MM, terkait shalat sunah gerhana matahari atau salat kusuf.

“Melaksanakan shalat gerhana matahari memiliki hukum sunah muakadah atau sunah yang sangat dianjurkan. Waktu melaksanakan shalat dapat dilakukan dimulai dari saat gerhana muncul hingga berakhir ketika matahari kembali normal,” ujar H. Alam Sani kepada SudutPandang.id di Jakarta, Kamis (26/12/2019).

Menurut Komisaris Utama “Rizma Tour and Travel Haji dan Umrah” ini, shalat gerhana mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.

BACA JUGA  69 Pegawai KPK Terpapar Corona, 31 Orang Sudah Sembuh

Rasulullah telah mengajarkan untuk shalat saat melihat fenomena gerhana baik gerhana matahari atau gerhana bulan. Dapat dilakukan sendiri dan secara berjamaah.

“Bagi yang mengikuti sunah Rasulullah dijanjikan amal kebaikan dari Allah SWT,” kata alumni FH UM Jakarta ini.

Ia menyampaikan, shalat gerhana juga bertujuan sebagai pengingat datangnya hari kiamat. Gerhana matahari menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang dapat memunculkan atau menenggelamkan matahari di saat terang benderang.

“Selain itu, shalat gerhana matahari bertujuan untuk memupus kemusyrikan dan pendapat-pendapat atau cerita takhayul yang banyak beredar seputar gerhana,” ungkap H. Alam Sani.

H. Alam Sani, SH, MM/Foto: Istimewa

“Salah satu mistik atau takhayul yang beredar selama ini adalah matahari tersebut dimakan Buto Ijo dan kesialan yang datang saat gerhana dan sebagainya yang selama ini berkembang di masyarakat,” tambahnya.

BACA JUGA  Ada Lima Fase Gerhana Matahari Cincin, Berikut Penjelasan BMKG

Ia pun memaparkan, hadits Nabi Riwayat Bukhari Muslim.

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bukti tanda-tanda kekuasaan Allah. Sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Oleh karena itu, bila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalat, dan bersedekahlah,” sabda Rasulullah dalam Hadis Riwayat Bukhari Muslim.

“Marilah kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, semoga hidup kita ini senantiasa dalam keberkahan dan ridho Allah SWT,” ajak pria kelahiran Jakarta yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama LAZNAS BSM-Bank Syariah Mandiri ini.(rkm)

Tinggalkan Balasan