Hemmen

Makna Seniman Pariwisata, Wisata Seniman

Seniman
Muhammad Ikbal (foto:Istimewa)

Seni adalah bahasa universal yang lama menjadi ekspresi budaya manusia. Peran seniman dalam industri pariwisata semakin diakui sebagai faktor penting dalam mengembangkan destinasi.

Pengembangan dan pertumbuhan sektor pariwisata selalu menekankan aspek ekonomi, menjadikannya erat terkait dengan kegiatan ekonomi. Sinergi antara ekonomi dan pariwisata mampu menciptakan ekonomi yang stabil.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Pandangan masyarakat terhadap pariwisata sering kali terbatas pada pantai, laut, dan alam, mempersempit ruang lingkupnya.

Namun, segala sesuatu dapat menjadi bagian dari pariwisata, seperti sawah hijau yang diubah oleh seniman menjadi objek agrowisata, laut yang kaya sumber daya alam yang menjadi tujuan wisata Bahari, kerajinan seni yang menciptakan karya seni tangan KRIYA, cat yang digunakan seniman sebagai alat peraga seni rupa, dan pendidikan berkualitas yang menjadi wisata edukasi.

Foto : Dok Istimewa

Ini menunjukkan bahwa pariwisata adalah konsep yang universal, dengan banyak elemen dan sektor yang terlibat dalam pengembangan dan pertumbuhannya.

Namun, pariwisata sering kali masih dilihat sebagai sebuah sektor yang terpisah dari pemerintah, kementerian, atau lembaga, yang menyebabkan terbatasnya sinergi.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menjadikan ekonomi kreatif sebagai bagian integral dari pariwisata. Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif dalam konteks pariwisata di Bangka Belitung, khususnya di Kabupaten Bangka Selatan?

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, melalui Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga, telah meluncurkan Balai Wisata dan merek branding wisata daerah pada tanggal (25/6/2022).

Dengan fungsi sebagai wadah terintegrasi untuk 17 subsektor ekonomi kreatif, pemerintah daerah berharap agar para pelaku industri kreatif dapat memanfaatkan ruang yang sudah disediakan dalam rangka pengembangan industri pariwisata, khususnya di Kabupaten Bangka Selatan.

Balai wisata di Bangka Selatan adalah bagian dari konsep besar creative hub, yang merupakan tempat bernaungnya para pelaku seni dan ekonomi kreatif.

Ekonomi Kreatif

Industri kreatif melibatkan proses kreatif dalam menciptakan ide dan karya yang dapat diubah menjadi produk ekonomi. Keterkaitan erat antara ekonomi kreatif dan pariwisata menjadi jelas, dengan adanya produk kreatif di setiap segmen pariwisata. Beberapa produk ekonomi kreatif seperti KRIYA, musik, kuliner, bahkan menjadi inti dari pariwisata. Industri kreatif memberikan nilai tambah signifikan pada pengembangan pariwisata.

BACA JUGA  Pony Tail Effect yang Lebih Kuat dari Coattail Effect dalam Pertemuan Airlangga-Prabowo

Pemerintah daerah di Bangka Selatan mencoba mendukung para pelaku industri kreatif dengan konsep creative hub yang menggabungkan berbagai seni seperti seni rupa, seni pertunjukan, fotografi, dan banyak lagi.

Namun, dibutuhkan wadah yang cocok sebagai tempat berbagi pengetahuan dan ekspresi bagi para pelaku industri kreatif ini.

Semenjak hadirnya Balai Wisata di Kabupaten Bangka Selatan, yang merupakan pusat kreatif daerah tersebut, aktivitas industri kreatif semakin terlihat.

Sebagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang ada di Bangka Selatan mulai bermunculan bahkan menjadi identitas bagi Kota Toboali, ibu kota Kabupaten Bangka Selatan itu sendiri.

Seni musik adalah salah satu subsektor ekonomi kreatif yang sangat menonjol di Kota Toboali, yang menjadi ibu kota Kabupaten Bangka Selatan sehingga pemanfaatan ruang event space yang ada di Balai Wisata hadir sebagai atraksi, seakan menjadi jantungnya pergerakan perekonomian di pusat perkotaan tersebut.

Hadirnya etalase KRIYA dan karya seni rupa memenuhi ruang Balai Wisata menjadi objek kunjungan, mempertegas bahwa Bangka Selatan mampu mewadahi pertumbuhan dan perkembangan 17 subsektor ekonomi kreatif.

Seniman Pariwisata

Semua seniman adalah bagian dari pariwisata, tetapi tidak semua seniman terlibat dalam pengembangan dan pertumbuhan pariwisata. Secara esensial, seni dalam konteks pariwisata digunakan sebagai daya tarik bagi pengunjung. Peran seniman sangat signifikan dalam jenis pariwisata perkotaan, di mana seni dan eksperimen seniman menjadi sangat terlihat.

Beberapa manfaat keterlibatan pelaku seni dalam pengembangan pariwisata adalah:

• Mereka sering menjadi agen penjaga kearifan lokal, yang dapat memperkaya pengalaman wisatawan dalam hal budaya.

BACA JUGA  OC Kaligis: Lagi-lagi Kasus Garuda

• Karya seni seringkali menjadi daya tarik utama bagi pengunjung.

• Mendorong pengembangan ekonomi lokal.

• Karya seni yang dikolaborasikan dengan pariwisata juga mempromosikan destinasi itu sendiri.

Pembangunan pariwisata berbasis komunitas, khususnya dalam konteks seni, sangat penting karena keterlibatan keduanya menciptakan hubungan simbiosis yang saling menguntungkan.

Pemerintah perlu mendorong partisipasi aktif pelaku seni dalam upaya pengembangan pariwisata untuk mencapai destinasi yang lebih dinamis, beragam, dan kompetitif.

Hadirnya Balai Wisata di Bangka Selatan diharapkan bukan hanya mengelola, tetapi juga ikut menghasilkan produk kesenian dan kerajinan berbasis kearifan lokal. Balai Wisata juga merupakan bentuk keterlibatan pemerintah daerah Bangka Selatan dalam mendorong dan memotivasi peningkatan kreativitas anak-anak usia produktif, sehingga berdampak positif baik secara kualitatif maupun kuantitatif menyasar berbagai komunitas masyarakat yang ada di Bangka Selatan.

Wisata Seniman

Wisata Seniman, juga dikenal sebagai “Wisata Seni” atau “Pariwisata Kreatif,” adalah bentuk pariwisata yang menekankan pengalaman seni dan budaya. Ini melibatkan partisipasi dalam kegiatan seni seperti seni lukis, pertunjukan seni, kerajinan tangan, musik, tari, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk memberikan pengunjung pengalaman yang mendalam dalam seni dan budaya lokal.

Aspek penting terkait wisata seniman meliputi:

  1. Workshop Seni: Wisatawan dapat mengikuti workshop seni yang dipandu oleh seniman lokal untuk belajar teknik seni tradisional atau modern, seperti melukis atau membuat kerajinan tangan.
  2. Pertunjukan Seni: Destinasi wisata seniman sering menyelenggarakan pertunjukan seni seperti konser musik, tari tradisional, teater, dan pertunjukan seni lainnya.
  3. Galeri Seni: Galeri seni tempat seniman lokal memamerkan karya mereka, pengunjung dapat menjelajahi dan membeli karya seni ini sebagai kenang-kenangan.
  4. Desa Seni: Beberapa tempat memiliki desa seni di mana seniman tinggal dan bekerja, pengunjung dapat mengunjungi desa ini, melihat seniman bekerja, dan membeli karya seni langsung dari seniman.
  5. Festival Seni: Acara festival seni sering diadakan dengan pameran seni, pertunjukan langsung, dan berbagai kegiatan seni lainnya.
  6. Pendidikan Budaya: Wisata seniman juga dapat mencakup pendidikan budaya di mana pengunjung memahami sejarah, tradisi, dan budaya lokal melalui seni dan kerajinan.
  7. Partisipasi Aktif: Wisatawan diundang untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan seni dan budaya, seperti memainkan alat musik tradisional, menari bersama, atau mencoba tangan mereka dalam membuat kerajinan tangan.
BACA JUGA  Surat ke-19 Tanpa Balasan, OC Kaligis Masih Mengetuk Pintu Hati Ketua MA

Banyak daerah berlomba-lomba membangun ekonomi daerah melalui sektor pariwisata, tetapi sayangnya, masih banyak yang mengabaikan aspek-aspek penunjang dan pendukung keberlanjutan destinasi yang sedang dikembangkan.

Penting bagi sebuah komunitas untuk memberikan dukungan dan wadah yang memadai, tanpa dukungan dan wadah yang sesuai, beberapa efek negatif mungkin muncul, seperti:

• Kurangnya akses ke fasilitas yang dibutuhkan dapat membuat seniman sulit untuk mengembangkan bakatnya.

• Tanpa wadah, seniman mungkin dibatasi dalam berbagi ide, inspirasi, dan eksperimen, sehingga yang dihasilkan hanyalah produk bukan karya.

• Kehilangan kreativitas dan inovasi.

• Potensi ekonomi yang dapat dihasilkan oleh aktivitas seni menjadi berkurang.

• Ada peluang terjadinya migrasi seniman; jika mereka tidak mendapat dukungan dan tempat, mereka mungkin beralih ke tempat
lain.

• Tanpa wadah yang sesuai, kehadiran seniman di sebuah kota bisa menjadi seperti kunjungan tanpa tujuan yang jelas.

Oleh: Muhammad Ikbal, S.STP

(Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung)

Barron Ichsan Perwakum