Hemmen
Daerah  

Pertama Kali, UWD Pontianak Gelar Wisuda Secara Daring

Universitas Widya Pontianak mengadakan wisuda secara daring, Rabu (14/10/2020)/ist

Pontianak, SudutPandang.id – Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal. Termasuk wisuda mahasiswa di Universitas Widya Dharma (UWD) Pontianak, Kalimantan Barat.

Untuk pertama kali, Rabu (14/10/2020), UWD mengadakan wisuda para mahasiswanya dalam jaringan (daring) alias online.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Proses wisuda berlangsung di Lantai 10 Aula UWD Pontianak, diikuti Rektor UWD Pontianak Hadi Santoso, S.E., M.M., beserta beberapa jajarannya dengan mengenakan masker dan menjaga jarak.

Sementara, para wisudawan di rumah masing-masing mengikuti prosesi wisuda melalui aplikasi zoom. Bagi wisudawan Diploma dan Strata 1/Sarjana, kucir toga dipindahkan oleh orang tua atau wali masing-masing.

Tahun ini, UWD Pontianak mewisuda sebanyak 639 mahasiswa dan mahasiswi. Hanya 26 mahasiswa hadir secara fisik dari perwakilan masing-masing Program Studi (Prodi) yang lulus dengan IPK tertinggi.

IPK Tertinggi

Para wisudawan dan wisudawati yang meraih IPK tertinggi dari jenjang Strata 1, Prodi Informatika diraih oleh Chandra Leowira, S.Kom dengan IPK 3,97. Prodi Sistem Informasi diraih oleh Han Shen, S.Kom, dengan IPK 3,88. Prodi Manajemen diraih oleh Vivian Floretta, S.M, dengan IPK 3,99. Selanjutnya, Prodi Akuntansi diraih oleh Valencia Budiman, S.Ak, dengan IPK 3,98.

Kemudian, untuk jenjang Diploma III, Prodi Manajeman Perkantoran diraih oleh Vira Mercury, A.Md.M dengan IPK 4,00 dan dari Prodi Bahasa Inggris diraih oleh Joni, A.Md.Li dengan IPK 3,95.

Wisudawan dan Wisudawati Universitas Widya Pontianak/ist

Ketua Yayasan Widya Dharma Pontianak, P. Widjaja Tandra, S.H., M.M., menyampaikan permohonan maaf, acara yang membahagiakan serta membanggakan ini dengan berat hati dilaksanakan secara daring.

“Mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang hingga hari ini masih mengancam keselamatan kita. Satu hal yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa kondisi ini sama-sama tidak kita inginkan. Dari hati terdalam, Yayasan Widya Dharma Pontianak pun ingin menyaksikan wajah gembira dan bangga para orang tua mahasiswa hadir langsung dalam wisuda anak-anaknya, seperti yang telah kita lakukan selama beberapa dekade,” ucap P. Widjaja Tandra, dalam sambutannya.

Pada kesempatan itu, pihaknya menyampaikan bahwa pada tahun ini adalah wisuda pertama Perguruan Tinggi Widya Dharma Pontianak yang telah berubah status menjadi Universitas Widya Dharma Pontianak.

“Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, pilihan wisuda daring terpaksa kita ambil demi kebaikan yang lebih besar, yakni ikut memutus rantai penyebaran pandemi Covid-19,” jelasnya.

BACA JUGA  Catat, Pemkot Bekasi Buka Layanan Vaksinasi Booster ke-2 di Stadion Patriot Candrabhaga

Dalam acara wisuda daring ini, dirinya atas nama Yayasan mengucapkan selamat atas kelulusan pada mahasiswa dan mahasiswi.

“Semoga keberhasilan ini dapat mengundang keberhasilan lain yang lebih besar dalam kehidupan Anda semua selanjutnya,” harapnya.

Kejujuran

Sebagai bekal untuk perjalanan karier, Ketua Yayasan ingin memberikan sebuah prinsip hidup tentang nilai kejujuran.

“Kejujuran adalah suatu karakter dan keutamaan dalam kehidupan kita, terutama dalam era digital saat ini,” pesan P. Widjaja Tandra.

ilustrasi

Ia menuturkan, ada suatu cerita fabel Tiongkok yang bertutur tentang kejujuran. Alkisah, seorang pedagang dari Kota Jiyin, suatu hari berjuang menyeberangi sungai tatkala perahunya tenggelam. Seorang nelayan mengayuh sampan mendekatinya untuk membantu. Pedagang Jiyin meminta tolong sambil berkata,

“Saya pedagang dari Kota Jiyin, orang terkaya, tolonglah dan saya akan memberimu 100 ons perak. Nelayan menyelamatkannya ke pantai, namun sesampai di daratan, pedagang itu hanya memberikan 10 ons perak,” ceritanya.

“Kemudian nelayan bertanya, tadi Anda berjanji akan memberikan hadiah 100 ons perak, namun sekarang Anda hanya memberikan 10 ons?” Pedagang Jiyin kaya itu menjawab, Anda seorang nelayan, berapalah pendapatanmu sehari? Sekarang dengan mudah Anda mendapat 10 ons perak dan masih belum puas?” Nelayan sangat kecewa dan pergi,” sambungnya.

Beberapa hari kemudian, lanjutnya, pedagang itu berlayar kembali dan kapalnya membentur karang lagi dan tenggelam. Nelayan yang pernah menolong kebetulan berada di situ. Sejumlah orang melihat si nelayan diam saja.

“Lalu bertanya, mengapa Anda tidak menolongnya?” Nelayan menjawab, inilah orang yang berjanji akan memberikan 100 ons perak, tetapi mangkir dan tidak menepatinya, orang tidak jujur tak perlu ditolong,” kisahnya.

Lalu, sambungnya, si nelayan menuju pantai sambil memandang si pedagang yang berjuang menyelamatkan diri dan akhirnya tenggelam.

“Dari kisah ini jelas bahwa orang yang tidak jujur tidak akan dipercaya. Jika ia menghadapi kesulitan, tidak ada yang datang menolong. Andaikata, bisnis adalah roda gigi, maka kepercayaan itu ibarat minyak yang akan mempercepat dan melancarkan perputarannya. Kepercayaan tidak bisa diraih dalam semalam, itu ekspresi individual dan menyeluruh,” ujarnya lagi.

George Washington

Cerita lain datang dari Amerika. George Washington, seorang negarawan yang dikenal sebagai salah satu pendiri negara Amerika Serikat dan Presiden pertama negera tersebut.

BACA JUGA  Sampaikan Nota Penjelasan Raperda APBD Tahun 2020, Begini Paparan Gubernur Kalbar
George Washington

Sewaktu masih kanak-kanak ketika bermain-main dengan kapak kecil ayahnya, ia menebang pohon cherry kesayangan ayahnya. Ayahnya sepulang ke rumah, melihat pohon cherry kesayangan ditebang orang, lalu marah besar dan mau menghukum siapa yang merusak pohon cherry kesayangannya.

“George Washington kecil tidak menyangka perbuatannya dan berani mengakui bahwa ia yang melukai kulit pohon cherry ayahnya dengan kapak kecil ayahnya. Kemarahan ayahnya mereda dan berkata bahwa kejujurannya lebih berharga daripada semua pohon cherry yang ada, meskipun pohon cherry itu berbunga perak dan memiliki daun dari emas,” papar P. Widjaja Tandra saat bercerita.

Masih menurutnya, hal serupa terjadi pada Presiden Amerika Serikat lain, Richard Nixon. Ia tumbang pada 1974, dan dipaksa untuk mengungkapkan kebohongannya dalam skandal Watergate. Inilah hasil cerita jujur dan dihormati, dan kebohongan atau ketidakjujuran yang ditinggalkan orang.

“Saat ini selalu didengungkan bahwa kita telah berada dalam Revolusi Industri 4.0. yang telah berdampak signifikan pada pola hidup manusia bekerja, seperti berkurangnya kebutuhan sumber daya manusia karena diganti mesin pintar otomatisasi berbasis robotic, artificial intelligence, drone operation centre hingga virtual worker, dan pemanfaatan Internet of Thing (IoT), sistem cyber-fisik, cloud computation, dan cognitive computation yang menandai dimulainya era ini,” paparnya.

Dikatakannya, perubahan terbaru ini membawa dampak dalam kehidupan manusia termasuk aktivitas bisnis dan manajemen. Dalam pasar, tenaga kerja, manusia akan bersaing dengan robot-robot cerdas.

Shinzo Abe, mantan Perdana Menteri Jepang, dalam pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia, 23 Januari 2019, di Davos, Swiss, menjelaskan bahwa visi baru Jepang Society 5.0. Dengan peradaban versi 5.0 ini Negeri Sakura mendambakan terciptanya masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based) untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan mutu kehidupan.

“Konsep ini lahir sebagai respons dan pengembangan Revolusi Industri 4.0 yang dinilai berpotensi mereduksi peran manusia,” jelasnya.

Era Society 5.0, menurutnya akan mengembalikan peran manusia dan teknologi secara proporsional. Di sinilah benang merah dari nilai kejujuran dan kepercayaan yang saya kemukakan di atas. Bekal yang harus dimiliki generasi sekarang adalah kejujuran dan dapat dipercaya.

BACA JUGA  Gubernur Kalbar Beri Waktu 7 Hari ke Wali Kota Pontianak Atasi Zona Merah

“Dengan bekal karakter ini dan pengetahuan akademis yang dimiliki, alumni Universitas Widya Dharma Pontianak akan tetap diperhitungkan. Proses pembelajaran kita akan terus dimutakhirkan agar alumni-alumni dapat memiliki daya saing yang tinggi,” pesannya.

Terima Kasih

Yayasan Widya Dharma Pontianak juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Kalbar H. Sutarmidji, S.H., M.Hum yang telah banyak membantu dan memperhatikan perkembangan kampus. Hal ini dilakukan sejak saat menjabat Wali Kota Pontianak sampai menjabat Gubernur Kalbar.

Gubernur Kalbar H. Sutarmidji, S.H., M.Hum/ist

“Terima kasih kami juga kami sampaikan kepada Kepala LLDIKTI XI Wilayah Kalimantan yang telah membina dan memfasilitasi berbagai urusan Pendidikan Tinggi Universitas Widya Dharma Pontianak,” ucap P. Widjaja Tandra.

“Semoga acara pelantikan hari ini menjadi pintu bagi para wisudawan dan wisudawati untuk memasuki kehidupan yang penuh peluang dan keberhasilan,” harapnya.

Tidak Mengurangi Makna

Sementara, Rektor UWD Pontianak Hadi Santoso, SE, MM menyampaikan Wisuda Tahun ini merupakan wisuda yang pertama dilakukan dengan online.

“Pandemi Covid-19 ini membuat kami harus melaksanan Wisuda dengan Online. Wisuda online tidak akan mengurangi makna upacara wisuda,” kata Hadi Santoso.

Ia juga berpesan dalam kondisi seperti ini, wisudawan dan wisudawati harus peka terhadap teknologi komunikasi digital tidak bisa diabaikan lagi.

“Teknologi komunikasi digital telah mengambil alih sebagaian kehidupan manusia. Kalau teknologi tidak secanggih sekarang, apa jadinya saat pandemi saat ini,” ujar Hadi.

“Belajar situasi seperti saat ini dan kembangkan inovasi semaksimal mungkin dan belajar terus dan jangan terlalu bersantai,” pesannya.

Bendahara Yayasan Widya Dharma, Pastor Kosmas Jang, OFM.Cap menyampaikan, ini merupakan wisuda pertama setelah berubah status dari Perguruan Tinggi menjadi Universitas.

“Wisuda secara daring, tidak akan mengurangi makna upacara wisuda ini,” ucap Pastor Kosmas.

Ia juga menyampaikan harapan kepada para wisudawan dan wisudawati agar menerapkan disiplin ilmu yang didapat saat kuliah.(Lay).

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan