Hemmen

PSMTI Kalbar Rayakan Duan Wu Jie, Begini Sejarahnya

PSMTI Kalbar merayakan Duan Wu Jie, di Sekretariat PSMTI Kalbar, Jl. Gajah Mada 18, Kota Pontianak Minggu (13/6/2021)/Foto:istimewa

PONTIANAK, SUDUTPANDANG.ID-Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kalbar menggelar acara perayaan budaya Duan Wu Jie dengan makan bakcang dan kicang bersama di Sekretariat PSMTI Kalbar Jalan Gajah Mada 18, Kota Pontianak, Minggu (13/6/2021).

Hadir dalam acara dengan menerapkan protokol kesehatan itu, Ketua PSMTI Kalbar, Yo Nguan Cua, Wakil Ketua Dr. Andy Kurniawan Bong, Sekretaris Marius Eddy Susanto, Ketua Bidang Sosial Kong Djin Chong, Wakil Ketua Heng Liang An, dan Bendahara Lie Liu Cin.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Kemudian, Ketua Bidang Seni dan Budaya Tai Djin Hok, dan Anggota Bidang Seni dan Budaya, Lauw Lie Khiang, beserta seluruh 15 murid bahasa Mandarin binaan PSMTI Provinsi Kalbar dengan Ketua kelasnya Lim Hui Kiau.

BACA JUGA  Menkes Tinjau Vaksinasi di Poltekkes Pontianak

Perayaan Duan Wu merupakan tradisi turun menurun untuk mengenang dan menghargai Qu Yuan, seorang Menteri Besar pada zaman peperangan 403 hingga 231 SM. Quan Yuang sangat loyal terhadap Kerajaan Chu termasuk Raja Cho Hwai Ong.

Pada zaman itu, Menteri Besar Quan Yuang berhasil menyatukan 6 dari 7 negeri di bawah kekuasaan Kerajaan Chu. Prestasi ini justru membuat iri para menteri lain. Singkat cerita, Quan Yuang pun difitnah.

BACA JUGA  Kejati Kalbar Pelototi Proyek Pembangunan Jembatan Sungai Sambas Besar

Qu Yuan dibuang ke daerah Danau Tong Ting, dekat Sungai Mi Luo (sekarang berada di Provinsi Yunan, China). Di tempat pengasingannya itu, Qu Yuan mendengar kabar 6 negeri yang ditaklukkannya kini telah jatuh ke tangan Negeri Qin. Setelah dirundung kebimbangan dan kesedihan, ia memutuskan menjadikan dirinya yang telah tua itu biarlah menjadi tugu peringatan bagi rakyatnya.

PSMTI Kalbar merayakan Duan Wu Jie, di Sekretariat PSMTI Kalbar, Jl. Gajah Mada 18, Kota Pontianak Minggu (13/6/2021)/Foto:istimewa

Ketika itu kebetulan ialah saat hari suci Duan Wu, ia mendayung perahunya ke tengah-tengah sungai Mi Luo. Lalu dinyanyikannya sajak-sajak ciptaannya yang telah dikenal rakyat sekitarnya, mencurahkan rasa cinta tanah air dan rakyatnya. Rakyat banyak tertegun mendengar semuanya itu.

Pada saat itu, ia sampai ke tempat yang jauh dari kerumunan orang. Ia pun melompat ke dalam sungai yang deras dan dalam. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.

Beberapa orang yang mengetahuinya segera berusaha menolongnya, tetapi hasilnya nihil, jenazahnya pun tidak diketemukan.

Seharian kawan Qu Yuan yang seorang nelayan, dengan menggunakan perahu-perahu kecil mengerahkan kawan-kawannya mencari, tapi hasilnya sia-sia belaka.

BACA JUGA  Letakan Batu Pertama Pembangunan Masjid At-Tahiriyah, Inilah Harapan Gubernur Kalbar

Upaya mencari jasad Menteri Besar Qu Yuan itu lah di masa sekarang diperingati di beberapa negara dengan perlombaan Perahu Naga dan mandi Duan Wu.

Tidak ditemukannya Qu Yuan membuat rakyat yang mencintainya menjadi cemas. Kaum perempuan waktu itu membuat bakcang atau kue cang, yang terbuat dari nasi atau beras yang dibungkus dengan daun-daunan. Bakcang itu lalu ditebar ke dalam Sungai Mi Luo.

BACA JUGA  3 Hari Tak Ada Kabar, Ibu dan Anak di Pontianak Timur Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Tujuannya waktu itu kalau ikan-ikan dan naga yang diyakini menghuni Sungai Mi Luo kekenyangan. Sehingga tidak mau lagi memakan jasad Qu Yuan. Makanya pada Perayaan Duan Wu, sering disertai dengan menyantap bersama bakcang atau kue chang.

Peristiwa Menteri Quan Yang terjun ke Sungai Mi Lou tersebut bertepatan dengan Hari Raya Duan Wu juga disebut Twan Yang. “Twan” berarti lurus, terkemuka, terang, yang menjadi pokok atau sumber, dan “Yang” artinya sifat positif atau matahari.

BACA JUGA  Lantik Pengda INTI Kalbar, Teddy Sugianto Semangati untuk Bangun Sinergi

Jadi “Twan Yang” ialah saat matahari memancarkan cahaya paling keras. Hari Raya ini dinamai pula Duan Wu. “Wu” artinya saat antara jam 11.00 sampai dengan 13.00 siang.

Orang-orang percaya bahwa rebusan obat-obatan yang dipetik pada saat itu akan besar khasiatnya. Karena letak matahari tegak lurus, orang percaya telur ayam pun bila ditegakkan saat itu akan dapat berdiri tegak lurus.(L4Y)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan