Hemmen

PWI Jaya-UMB Gelar Seminar Nasional Pemanfaat Media Digital KBM Interaktif

Seminar nasional bertajuk "Pemanfaatan Media Digital Untuk Kegiatan Belajar Mengajar Interaktif" yang digelar virtual kerja sama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya bersama Universitas Mercu Buana (UMB), Rabu (22/6/2022) di Jakarta. FOTO: PWI Jaya-UMB/Um

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya bersama Universitas Mercu Buana (UMB), Rabu (22/6/2022), menggelar acara seminar nasional bertajuk “Pemanfaatan Media Digital untuk Kegiatan Belajar Mengajar Interaktif” yang digelar secara virtual.

Nara sumber yang dihadirkan adalah Dr. Algooth Putranto, SP, MIKom, CMed, Praktisi Media dan Dosen Komunikasi Universitas Sahid Jakarta, Romi Syahril, S.Sos,M.M., M.Ikom, Dosen Universitas, BSI dan Riki Arswendi, Dosen sekaligus Kepala Biro Humas UMB.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Seminar yang dimoderatori Dudi Iman Hartono, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UMB ini, diikuti ratusan guru dari Aceh hingga Papua. Pendaftar sebanyak 851 orang, namun yang bertahan di zoom meeting 568 orang.

Salah satu simpulan seminar itu menyatakan di era digital, guru dan tenaga kependidikan harus mampu mengoptimalkan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran.

Terlebih di tengah pandemi Covid-19 pembelajaran dilakukan jarak jauh, sehingga penggunaan media digital menjadi keharusan.

Tidak sedikit guru yang belum terbiasa dan merasa kesulitan menggunakan media pembelajaran digital. Padahal sudah banyak sekolah yang mendapatkan bantuan peralatan TIK dari pemerintah.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, para guru di mana pun seyogyanya jangan berhenti belajar baik sendiri-sendiri maupun secara kelompok.

Terlebih saat ini sudah banyak dilakukan bimbingan teknis penggunaan dan peralatan TIK oleh para instruktur yang mayoritas sudah menyandang gelar Google Master.

Menurut Algooth Putranto, saat ini kian banyak instruktur komputer dari daerah-daerah yang sudah menyandang gelar Google Master Trainer.

Bahkan, mereka sudah mempraktikkan pembelajaran menggunakan media digital kepada anak didik mereka.

“Saya berharap ini menjadi inspirasi bagi semua guru di Indonesia, bahwa mereka juga bisa menguasai dan memanfaatkan media digital untuk pembelajaran. Asalkan ada kemauan untuk sungguh-sungguh belajar,” kata Algooth.

Ia bercerita, di awal masa pandemi diakui banyak guru-guru mengalami kesulitan dan kebingungan dalam mengajar. Padahal sekolah tatap muka sudah ditiadakan. Sedangkan pola pembelajaran jarak jauh belum jelas.

Banyak sekali aplikasi daring (online) yang diperkenalkan kepada guru untuk media pembelajaran. Saking banyaknya, guru malah bingung sendiri.

“Namun kemudian banyak pelatihan online yang diselenggarakan oleh pelbagai pihak. Hingga banyak waktu dimanfaatkan di masa pandemi ini untuk belajar,” katanya.

Sementara itu Romi Syahril menambahkan menyusul banyaknya pembelajaran digital ditambah dukungan berupa akses pembelajaran pada Google Work Space for Education, maka upaya pemberdayaan kompetensi guru dalam upaya menguasai digital kian meningkat.

Dengan adanya Google Work Space for Education ini, lanjut dia, selain membantu guru dalam proses belajar mengajar di tengah pandemi, juga memberikan pengalaman baru yang menarik bagi peserta didik.

“Anak-anak bisa saling berkolaborasi, mengerjakan tugas bersama-sama, berdiskusi secara online. Meskipun mereka ada di rumah masing-masing. Jadi pembelajaran dari rumah tidak lagi membosankan,” kata Romi, yang juga salah satu redaktur di salah satu media.

Susah-susah Gampang 

Sementara itu, Riki Arswendi mengakui memberikan pelatihan pembelajaran digital kepada para guru dan orang tua murid susah-susah gampang. Ada yang mudah memahami, ada juga yang sulit memahami, terutama yang sudah usia lanjut dan tidak familiar dengan teknologi digital.

“Tapi pada dasarnya guru ingin mengajar dengan cara efektif dan menyenangkan. Saya tunjukan kepada para guru bagaimana menyenangkannya belajar dengan media pembelajaran digital. Selain menyenangkan, siswa juga mudah memahami apa yang ingin kita sampaikan,” katanya.

Meskipun banyak tantangan dalam pelatihan pembelajaran digital, ia mengingatkan tidak merasa lelah. Mengingat betapa pentingnya memanfaatkan TIK di era saat ini.

“Saya selalu mengingatkan mereka sangat rugi jika tidak memanfaatkan teknologi informasi ini. Apalagi kini sudah banyak fasilitas di sana sini. Pembelajaran menggunakan media digital sangat efisien, apalagi di tengah pandemi. Kalau semua guru sudah bisa menggunakan media pembelajaran digital, mutu pendidikan kita bisa meningkat,” kata Riki Arswendi.(Um)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan