Hemmen
Bali  

Sri Mulyani: Kritik Penggunaan Energi Fosil Tak Hanya untuk RI, Kita Jangan Baper

Dok.Fotografer

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkap keseriusan negara di dunia dalam transisi energi. Indonesia turut menjadi bagian dalam upaya tersebut, apalagi masih cukup banyak menggunakan energi fosil.

Hal ini menyangkut pada upaya pengurangan emisi karbon yang ingin dituju oleh semua negara di dunia. Sebagai penghasil emisi, Indonesia turut menjadi sorotan.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

“Tapi ini bukan hanya untuk Indonesia, agar orang indonesia jangan baper,” katanya dalam Sustainable Finance: Instruments and Management in Achieving Sustainable Development of Indonesia, Nusa Dua, Bali, Rabu (13/7/2022).

Dia mengatakan kritikan ini juga ditujukan kepada seluruh negara di dunia. Sehingga, Indonesia tak menjadi satu-satunya sasaran kritik soal penggunaan energi fosil yang menghasilkan banyak polusi.”Karena semua negara akan diseleksi dan itu tidak hanya untuk negara berpenghasilan rendah atau negara berkembang,” ujarnya.

BACA JUGA  Jelang Puncak HUT ke-77 TNI, Kodam IX/Udayana Ziarah ke TMP Pancaka Tirta

Sri Mulyani mengungkap negara besar seperti Amerika Serikat dan negara Eropa juga turut serta dalam upaya transisi energi. Termasuk juga akan menjadi sasaran untuk ditinjau pemakaian energi fosilnya.

“AS ada komitmen dengan perubahan iklim, terutama Eropa dengan situasi geopolitik di mana akses energi sangat-sangat menantang, karena perang di Ukraina, ada komitmen untuk perubahan iklim,” terangnya.

Tantangan untuk Indonesia

Pada kesempatan itu, Menkeu mengatakan Indonesia masih memiliki tantangan dalam transisi energi. Apalagi, dengan potensi perkembangan ekonomi, artinya penggunaan listrik akan juga meningkat.

Diketahui, produksi listrik Indonesia sebagian besar masih ditopang oleh penggunaan energi fosil. “untuk negara sebesar Indonesia yang juga masih dalam proses pembangunan, dan terus mendorong pengentasan kemiskinan dengan mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja sebagai negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia pasti kita akan membutuhkan listrik atau tenaga yang semakin banyak,” ujar dia.

BACA JUGA  Bupati Asahan Hadiri Sosialisasi UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan

“Maka untuk indonesia sumber emisi CO2 yang berasal dari pembangkit listrik pasti menjadi salah satu daerah yang akan diteliti (ditinjau),” tambah bendahara negara itu.(red)

 

 

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan