Hemmen

Arti Penting Keterampilan Menulis Bagi Mahasiswa

SP

Akibatnya, perguruan tinggi terkesan seperti “Menara Gading”. Karya besar mereka, termasuk tulisan-tulisannya di jurnal-jurnal internasional hanya bisa dibaca oleh kalangan civitas academica sendiri, sementara publik tidak mendapatkan manfaat dari karya tulis kalangan kampus itu.

Lain halnya kalau mereka juga bisa menulis di media massa, yakni dengan “mengubah” gaya karya tulis ilmiahnya menjadi karya tulis ilmiah populer, sehingga masyarakat umum pun bisa mengambil manfaat dari buah pemikiran kalangan berpendidikan tinggi itu.

Khusus di lingkungan mahasiswa, ketika dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka untuk menulis laporan akhir, disinilah banyak muncul permasalahan, sehingga tidak sedikit di antara mereka yang kemudian bahkan seperti tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikan laporan akhir karena tidak dimilikinya keterampilan menulis.

BACA JUGA  Dekan Prodi Hukum Keluarga Islam IAIM-NU Kunjungi Kantor KUA Kecamatan Sukadana

Bagaimana upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut?

Langkah tepat yang dapat diambil adalah perlunya pelatihan-pelatihan penulisan di kampus-kampus agar mahasiswa termotivasi dan mengeluarkan ide-ide kreatifnya untuk bisa menghasilkan karya tulis yang memberi manfaat untuk orang banyak.

Dalam upaya meningkatkan budaya menulis secara cerdas dan kreatif, para mahasiswa khususnya harus bisa melatih diri untuk secara terus-menerus membuat tulisan. Sementara pada saat ini masih banyak mahasiswa yang menggunakan sebagian besar waktunya untuk hal-hal yang kurang bermakna.

Para mahasiswa tidak dibenarkan mengatakan “tidak bisa” terhadap banyaknya tugas dari dosen yang mengharuskan mereka fokus dalam penyelesaian tugas perkuliahan yang harus dituangkan dalam bentuk laporan atau tulisan.

BACA JUGA  Dianggap Hina Presiden Saat Orasi, Mahasiswa Ditangkap

Maka, dalam kaitan itu pula kurikulum di perguruan tinggi harus memungkinkan mahasiswa untuk terampil menulis. Selain itu, kepustakaannya harus ditambah, buku-bukunya terus di-update, dan akses digital untuk para mahasiswa diperluas agar tulisan mereka juga bisa dimuat secara online.

Terkait keterampilan menulis di lingkungan kampus, sejatinya tidak akan ada persoalan besar bagi perguruan tinggi manapun jika para mahasiswanya dibiasakan menulis sejak awal masa perkuliahan. Kita ambil contoh, mahasiswa harus terbiasa atau diwajibkan membuat paper dua kali dalam seminggu.

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan