Hemmen

Kepala BKKBN Apresiasi Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (kiri) saat acara peluncuran Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegras di Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (kiri) saat acara peluncuran Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegras di Jakarta, Selasa (28/2/2023) Dok.Humas Kemenko PMK

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, mengapresiasi Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi yang dinilainya akan mempercepat penurunan prevalensi stunting.

“Gerakan ini merupakan program yang luar biasa. BKKBN sangat menyambut baik dan berterima kasih karena gerakan ini menjawab pilar kelima dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting,” kata Hasto Wardoto, saat acara peluncuran Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Hasto menjelaskan, BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat pusat terus melakukan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi program, serta kegiatan percepatan penurunan stunting dengan seluruh pihak terkait.

Hal tersebut, menurutnya, disesuaikan dengan lima pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Pilar pertama terkait dengan peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah. Kedua, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah,” papar Bupati Kulon Progo periode 2011-2016 dan periode 2016-2019 itu.

Keempat, lanjutnya, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat dalam rangka percepatan penurunan stunting. Kelima, tentang penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan juga inovasi.

“Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi sejalan dengan pilar kelima Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting,” ujarnya.

Hasto menjelaskan, program percepatan penurunan prevalensi stunting memerlukan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan dalam melakukan evaluasi dan kontrol terhadap implementasi kebijakan yang telah berjalan.

Adapun Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi ini untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting, gangguan pertumbuhan pada anak balita yang terjadi akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama hingga paparan infeksi berulang.

Deteksi Dini

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi merupakan bagian dari upaya untuk mendeteksi dini tanda-tanda stunting pada anak balita.

Ia menyebut, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 turun menjadi 21,6 persen dari 24,4 persen pada 2021.

“Pemerintah menargetkan prevalensi stunting diharapkan bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang,” ungkap Muhadjir Effendy.(PR/01)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan