Hemmen

Australia Perketat Kecerdasan Buatan, Dinilai Bersiko Tinggi

Ilustrasi/Foto: istimewa

CANBERRA, SUDUTPANDANG.ID -Australia telah menjabarkan rencananya untuk menjawab tantangan pesatnya pertumbuhan kecerdasan buatan atau AI.

Di dalam rencana pemerintah Canberra yang disampaikan hari Rabu (1/17) lalu, pengamanan akan diterapkan untuk apa yang disebut sebagai AI beresiko tinggi, seperti perangkat lunak untuk kendaraan mengemudi otomatis, teknologi yang memprediksi kemungkinan seseorang kembali berbuat tindak kriminal, atau menganalisa lamaran pekerjaan untuk mendapatkan kandidat yang sesuai.

Dinilai penggunaan kecerdasan buatan atau AI di sektor yang dikategorikan “beresiko tinggi,” seperti sektor penegakan hukum dan kendaraan swa kemudi.

Pemerintah Australia meminta perusahaan memberikan label khusus untuk konten yang dihasilkan AI.
Ed Husic adalah Perdana Menteri Federal untuk Industri dan Sains.

BACA JUGA  Blokir Jalan! Keluarga Sandera Israel Protes Kebijakan Pemerintah

Dia mengatakan kepada Australian Broadcasting Corp. (ABC) Rabu lalu bahwa dia ingin konten yang dihasilkan AI untuk diberi label tersendiri sehingga tidak terjadi kekeliruan dan dikira ciptaan manusia.

“Kita harus dapat membedakan dengan pasti mana konten organik atau asli, atau apakah ini konten yang dibuat dengan sistem AI. Sektor industri juga ingin bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat sistem pemberian label ini. Selanjutnya, saya tidak takut robot akan mengambil alih pekerjaan. Saya takut dengan disinformasinya. Kita harus memastikan, ketika orang membuat konten harus jelas apakah AI ikut berperan atau andil di dalamnya,” ujar Husic.

Parlemen Australia mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “sebuah sistem yang direkayasa yang menghasilkan produk prediktif seperti konten, perkiraan, rekomendasi…tanpa pemrograman yang eksplisit.”

BACA JUGA  Pimpin Delegasi Bali Process, Yasonna: Pentingnya Pengawasan Perbatasan dan Kolaborasi

Riset terbaru menunjukkan sebagian besar masyarakat Australia masih tidak mempercayai teknologi AI. Teknologi itu dianggap tidak aman dan rentan terhadap kesalahan.

Pejabat pemerintah Australia mengatakan aturan baru itu juga bisa meminta organisasi yang menggunakan AI beresiko tinggi untuk memastikan ada seseorang yang menjadi penanggung jawab keamanan penggunaan teknologi tersebut.

Pemerintah Canberra juga ingin mengurangi pembatasan pada spektrum penggunaan AI beresiko rendah agar pengembangannya dapat berlanjut.

Sumber:voa/06

Barron Ichsan Perwakum