Hemmen

Prof. Rokhmin Dahuri: Kuala Langsa Pelabuhan Masa Depan

Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS
Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS (Foto:Istimewa)

“Bila kita serius, maka saya siap membantu mendorong hal ini dengan Pemerintah Pusat, kementerian terkait dan pihak lainnya.”

LANGSA, SUDUTPANDANG.ID – Pelabuhan Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Aceh, dapat menjadi penghubung jalur laut guna mengangkut hasil industri terpadu. Tidak tertutup kemungkinan, pelabuhan ini menjadi salah satu lalu lintas laut tersibuk di masa depan.

Demikian disampaikan Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Prof. Rokhmin Dahuri, saat menyampaikan sambutan acara launching ekspor perdana di Pelabuhan Kuala Langsa, Selasa (7/3).

“Untuk mewujudkannya tentunya membutuhkan dukungan semua pihak,” ujarnya.

Prof. Rokhmin Dahuri menyatakan, jika saat ini masih sebatas sebagai pelabuhan ekspor-impor komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan.

“Ke depan, kawasan dimaksud harus berkembang hingga menjadi arus utama lalu lintas laut mengangkut hasil industri,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2001-2004 itu.

Dalam kesempatan itu, Prof. Rokhmin Dahuri mengaku siap untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Kota Langsa dan daerah penyangga. Seperti Aceh Tamiang dan Aceh Timur agar Pelabuhan Kuala Langsa terus bergelora.

Selain itu, ia memandang perlu Pemerintah Provinsi Aceh mendorong pertumbuhan pembangunan ekonomi di sektor industri, termasuk adanya perguruan tinggi guna mempersiapkan sumber daya manusia.

“Bila kita serius, maka saya siap membantu mendorong hal ini dengan Pemerintah Pusat, kementerian terkait dan pihak lainnya,” katanya di hadapan Kadis Perhubungan Aceh, Pj Wali Kota Langsa dan bupati/walikota se-Aceh.

Peraih gelar doktor dari School for Resources and Environmental Studies Dalhousie University, Halifax, Novs Scotia, Kanada ini menyebut masyarakat Aceh ibarat telur mata sapi.

“Telornya yang produksi Aceh, tapi yang dapat nama keuntungan Sumatera Utara. 90 persen dari komoditas yang ada di Aceh diproses dan diekspor dari Sumut,” ungkap Ketua Umum Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GNTI) itu.

Karena itu, ia berharap investor, eksportir dan produsen asal Aceh pasarnya tidak hanya terbatas ke Malaysia dan Thailand, tapi juga ke Singapura.

“Insya Allah dua pekan lagi ada investor dari Taiwan untuk dibawa ke Aceh. Kita timbulkan trust bahwa investasi dan berbisnis di provinsi yang kita yang dirahmati oleh Allah, aman, tentram dan pasti menguntungkan, tidak ada demo lagi,” tuturnya.

Di sisi lain, menurutnya, jika ingin berkelanjutan, maka produk yang kita ekspor harus kompetitif. Pertama kualitas harus top, dan kedua harus relatif lebih murah daripada kompetitor lain.

“Dan yang ketiga produksi yang berkelanjutan,” terang Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University itu.

Sebelumnya Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki melalui Kadishub Aceh T Faisal mewakili menyampaikan, terima kasih dan penghargaan serta selamat kepada semua pihak, khususnya Pemko Langsa atas kegiatan ekspor perdana komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan melalui Pelabuhan Kuala Langsa ini.

“Peresmian ekspor perdana komoditas unggulan daerah ini merupakan suatu capaian yang tentunya harus disyukuri,” ujarnya.

Dikatakan kolaborasi dan kerja sama yang baik antar mitra yaitu pemerintah, pelaku bisnis, pengusaha atau petani komoditas unggulan merupakan kunci terjaminnya kesinambungan kegiatan ekspor melalui Pelabuhan Kuala Langsa ini.

Nilai Ekspor Aceh Meningkat

Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS
Launching Ekspor Perdana di Pelabuhan Kuala Langsa (Foto:Istimewa)

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, nilai ekspor secara keseluruhan di Aceh dalam dua tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan.

Pada tahun 2021, nilai ekspor Aceh mencapai 502,40 juta USD, dan pada tahun 2022 meningkat sebesar 46,91 persen menjadi 738,06 juta USD.

“Apabila dibandingkan nilai ekspor Aceh antara bulan Januari dua tahun terakhir, yaitu nilai ekspor Aceh pada Bulan Januari 2022 sebesar 31,64 juta USD,” paparnya.

Sedangkan bulan Januari 2023 yang lalu sudah mencapai 69,77 juta USD atau meningkat mencapai 120,51 persen.

“Dengan terbukanya kembali Pelabuhan Kuala Langsa ini sebagai jalur ekspor di Aceh, saya meminta semua pihak yang terlibat menggali potensi ekspor komoditas unggulan di daerahnya masing-masing,” kata Pj Gubernur.

Hadir juga Kepala Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Aceh, Aliman, Wali Kota Langsa, Said Mahdum Majid, Kepala Perwakilan Kemenkeu Aceh, Safuadi, Pj Bupati Aceh Tamiang, Meurah Budiman.(PR/01)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan